2014 Tahun Politik atau Tahun Bola
Tahun 2014 yaitu tahun setelah 2013 yang banyak event - event luar biasa baik di dunia maupun di Indonesia sendiri. Dari judul mungkin sudah tahu apa yang dimaksud tahun politik dan yang dimaksud tahun bola. Tahun politik yaitu tahun dimana rakyat memilih perwakilannya di parlemen dan juga memilih presiden di istana negara. Tahun bola yaitu Piala dunia 2014 Brazil.
Gara-gara event-event tersebut banyak yang jadi sok tahu dan sok paham. Jadi mereka seolah-olah jadi kayak jadi pakar atau pengamat politik dan sepakbola. Jadi saya saat gabung sama teman-teman pembicaraan biasanya dimulai dari membahas sepakbola yang bertanding tadi malam. Pasti semua jadi sok komentar dengan ilmu dan kata-kata inteleknya. Lama sekali membahas pertandingan yang sudah berlangsung, pembicaraan berganti ke pertandingan yang akan datang malam nanti. Kali ini jiwa pengamat sepakbola nya jadi kurang malah menjadi sok peramal bahkan sampai berkelahi gara-gara ramalan antara yang satu dengan yang lainnya berbeda pendapat. Dan jalan terakhir untuk dijadikan solusi adalah taruhan. Jangan di tiru itu ya, gak baik.
Ini baru saja berlangsung pertandingan antara Spanyol dengan Belanda yang dimenangkan Belanda dengan skor yang cukup spektakuler yaitu 5 - 1 yang dimenangkan Belanda. Saya menebak pasti saat saya kumpul sama teman nanti sore pasti yang di bahas hasil pertandingan tersebut. Ini bukan disini aja, pasti dimana-mana di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Perbincangannya berbeda-beda ada yang membahas jalannya permainan, sok komentator. Dan ada yang membahas hasilnya bagi para sok peramal yang membuktikan ramalannya benar di sebelum pertandingan.
Setelah membahas sepak bola dan dilanjutkan dengan membahas hal-hal gak penting terus sampai di pembahasan tentang pilpres nanti bulan juli. Kali ini jadi sok pengamat politik tetapi omongannya tidak independen. Maksudnya komentarnya itu membaikan apa yang dia dukung dan menjelekan apa yang dia tak dukung. Itulah yang salah dari Indonesia, boleh saja membaikan dukungannya tetapi jangan di imbangi dengan menjelekan yang tidak didukung. Sering mendengar komentar-komentar dari mereka. Tidak salah mengomentari tersebut asalkan berbobot atau berkualitas. Pendukung capres terbagi menjadi dua yaitu kubu jokowi dan kubu prabowo. Dari kubu jokowi, mereka mendukung dukungannya karena katanya Jokowi lebih merakyat, suka blusukan, bersih dan anti korupsi. Dan dari kubu prabowo, katanya Prabowo itu lebih tegas, profesional, cinta bangsa dan negara, dan menjunjung HAM. Dilihat dari komentar mereka ini sangat bagus. Karena bingung ini saya sendiri bingung milih yang mana, saat debat kemarin visi misi mereka sama-sama bagus. Pokoknya entar ada deh yang dipilih yang pasti bukan golput atau coblos keduanya :). Wajar saya bingung karena ini pemilu pertama bagi saya, cieee keliatan kalau penulisnya baru usia 17 tahun hehehe.
Tapi bagi para pakar sepakbola, peramal sepakbola dan pakar politik yang ada saat ini, kalian luar biasa karena tidak salah melakukan hal tersebut. Dan juga karena juga merupakan bagian dan pernah melakukan yang saya jelaskan di atas. Jadi saya juga luar biasa. Ok bye :) -N
Memang sifat dasar manusia itu berkomentar apa yg terjadi dengan manusia lain,lingkungan sekitar dan apa yg sedang trend . Ya iitu lah manusia .. Namun untuk berkomentar baiknya dengan etika dan pengetahuan yg ada bukan asal berkomentar tanpa etika dan tanpa pengetahuan yg ia akan komentari ...
ReplyDeletesetuju banget ...
ReplyDelete